Rain.















Dear God,

I am sitting at a convenient store right now, my head is full of thoughts and burden and worries and everything that making me so upset today. And suddenly the rain came down. I just can't think any more romantic action over this. You are incredibly know how to cheer me up.


I love you God.

Jakarta-Sydney, 8 October 2019
Day 2 commuting to work without hubby and missing him like crazy.

Be The Real Juggler



photo credit : pexels.com


My very first post in 2019.
And it's May.

Well, sometimes ignoring the personal target and just do it whenever you want to do it feels so good too.

These are my third year of working in digital industry. Since it's a super fast phase kind of job, I should be thankful that I still managed to remain sane and keep juggling between motherhood and work life. My son was going to Kindergarten last year, I started volunteering at church, and life couldn't be any  busier. It surprised me in a good way, and even better when I see this from other point of view.

Last month I had a Instagram DM conversation with one of my fellow workmate in the company that we both have left. She's now move to one of the biggest Silicon Valley company and she's always be my crush girl ever since we still worked together remotedly (I work in Jakarta and she's in Hanoi). How can a young girl can be so pretty and smart at the same time? I am not that surprised when saw her Linkedin's update. But still, it's the workplace every millenials would have kill to be got a job  there.

We didn't talk about job, we talked about something we have in common : being a working mother. I will not share much about how she deals with that, but here's what I told her:

"I am far from a perfect mother. And in my opinion, it's rude to ask a woman to choose between career and her child, because the battle we go every single is already hard. But, here's what I do to counter such the burden of a working mother. It's a privilege to be a wife, a mother and a worker.  Sometimes I totally forget about this but when I remember how lucky I am as a woman, it sparks a bit joy. And it's more than enough to overcoming the pressure. "
Surprisingly, here's her response ( more less):

"Thats why I envy you. You seem able to balance everything very well. Very peaceful."

And I was like :

"Whaat? I never feel balance, everyday what I feel the most is : how good I am at juggling from one thing to another without accomplish anything.  Glad to hear that you find that peaceful  😂😂😂"

Actually her judgement about my 'balance life' is only from Instagram Stories, so shouldn't be proud of that because  in Instagram  everybody seems to be  happy, rich, beauty and we all know that's mostly a LIE. haha.

My point here is, living our fullest of our live might be as simple as just be who we are. This conversation maybe a two cent among those working mother advice, but for me it's what keep me real and simple. Be grateful by small things like the numbers of books I read until this May has exceeds the number of books I read last year (What an achievement!).  As woman, sometimes we need to be less hard to ourself :)






Bed Time Bible Story #ocehanrion

Jadi pengen bikin #ocehanrion lagi,  kali ini temanya #bedtimebiblestory

Ibu Rion: Rion,  hari ini ibu mau cerita ttg bapak Yunus ya,  ada lagunya lho "Yunus di perut ikan pam pam pam 2x "

Nah jadi gini......

(cerita kenapa Yunus di perut ikan,  kenapa kita harus taat, smbil diselingin nyanyi lagi dst) 

3 menit kemudian, waktunya kuis 😝

Ibu Rion: siapa yang di perut ikan?  Bapak Yuuun.... 

Rion: Nuuuus! 

Ibu Rion: Good, kenapa bapak Yunus di perut ikan? 

Rion: PAM PAM PAM! 

Ibu Rion: 💆

Ibu Rion: Siapa yang mau baca cerita Tuhan Yesus? 

Rion: Iooon!  

Ibu Rion: Ok,  mau cerita apa?  *secara dia udah bnyak denger cerita Alkitab dan diulang2 jg dan emaknya bingung mau ngulang yg mana*

Rion: ehm. . Yg kapal yg kapal

Ibu Rion: Oh yg ini ya,  kapal murid2 Tuhan Yesus mau tenggelam, karena ada badaai dan hujan lebaaaaat.. terus murid2 takut dn nyari

Tuhan Yesus.  Ternyata Tuhan Yesus ada di bawah dan lagi ngapain?  

Rion: BERENANG!!

Ibu Rion: 😥

#ocehanrion

#bedtimebiblestory

Berburu Info Sekolah TK & SD di Jakarta

Follow my blog with Bloglovin



Hai hai!


Di usia menjelang 30 tahun ini akhirnya saya resmi menjadi salah ibu-ibu yang harus mikirin anak sekolah. Mikir mau masukin sekolah dimana. Mikir bayarnya pakai apa (udah ada tabungan pendidikan sih, tapi kami berdua pengennya sebisa mungkin tidak menyentuhnya sampai benar2 butuh). Dan yang sekarang paling bikin saya pusing, ne anak udah siap enggak ya.

Hari ini udah ketiga kalinya membujuk Rion untuk mau ikut Sekolah Minggu di gereja sendiri tanpa ditemani emaknya. Dan masih gagal juga. Hiks. Saya dan suami masih gak kepikiran gimana entar kalo udah masuk TK. Which is bulan Juli tahun ini *apaaah?*

Sekarang sih Rion udah semangat ikut sekolah PAUD deket rumah yang ada program pemerintah gitu ( SPP cuma Rp 50.000/bulan). Walaupun awalnya gak meyakinkan tapi saya pikir gakpapalah buat mengisi kegiatan Rion ketimbang cuma nonton TV atau main lego doang => ketahuan kan kalo emak Rion malas bikin toddler activity2 gitu hehehe

Pernah 1-2 kali ikut PAUDnya, guru2nya oke juga lho ternyata. Dan kegiatan2nya juga gak kalah sama playgroup or pre school yang biayanya udah pasti jauh lebih mahal. Makanya saya agak sedih ketika seorang dokter memberikan opini negatif di twitter tentang PAUD yang lebih tepat ditujukan ke institusi2 seperti preschool or playgroup (walaupun belum tentu preschool or playgroup itu gak bagus buat tumbuh kembang anak). 

Anyway, sebagai ibu yang sangat bersyukur adanya internet dan bagaimana dia sangat membantu kita dalam banyak hal per-ibuan, salah satunyamencari sekolah, saya mau ikut berkontribusi sharing hasil survey beberapa sekolah, khususnya TK dan SD  yang informasinya sebagian besar berdasarkan brosur dari School Fair di Kokas. Nah ini listnya ya bukibuk: 

1. Global Sevilla Pulo Mas 

Registration Form Rp 500.000
Biaya exclude buku dan seragam

TK/Kindergartern
Development Fee/ Uang pangkal: Rp 40.600.000
Annual Fee Rp 45.100.000

SD/Primary School
Development Fee/ Uang pangkal: Rp 60.400.000
Annual Fee Rp 67.100.000


2. Sekolah Alam Cikeas

Alamat: Kompleks Puri Cikeas -Gunungputri, Bogor
*Biaya exclude buku, asuransi dan seragam

Playgroup
Uang pangkal: Rp 6.800.000
SPP bulan 1 :Rp 1.050.000


Playgroup-TKB 
Uang pangkal: Rp 18.000.000
SPP bulan 1 :Rp 1.050.000

TKA-TKB 
Uang pangkal: Rp 14.200.000
SPP bulan 1 :Rp 1.200.000


3. Homescholing Kak Seto (SD-SMA)

Pengen banget masukin Rion kesini kalo dah SD, tapi sayangnya merka hanya ada di Tangsel :(

Jadi ada 3 program di sekolah ini, Program Komunitas ( hampir sama kayak sekolah umum, tapi dengan kelas yang lebih kecil dan jumlah jam belajar yang lebih singkat), Program Distance learning ( gak masuk kelas sama sekali kecuali ketika UTS dan UAS kalo gak salah ya), dan Program Tutor Visit ( ini khusus buat atlet dan artis kalau gak salah). Untuk yang program khusus ada Remedial Akademik (program untuk anak-anak sekolah umum yang nilai akademisnya rendah), Remidial Perilaku ( program untuk anak-anak yang nilai perilakunya rendah), dan Developmental Class ( lupa yang ini program apa).


Uang pangkal, Uang semester, SPP bulanan lihat di foto ya





4. Sekolah Putik Duren Sawit

Lihat review di banyak blog sekolah ini kelihatannya punya kurikulum bagus, dengan bahasa pengantar full Bahasa Indonesia. Pas beneran survey kesana, agk kuciwa sih sama tempatnya..gak terlalu gedhe, karena cuma rumah yang disulap jadi kelas2  gitu. Pas tahu komponen biayanya, lebih kaget lagi, karena kirain ya kalau fasilitas segitu uang masuknya paling berapa gitu ya. Eh saya salah besar. Uang pangkal 20 juta belum seragam dll, SPP 1.4juta/bulan. Ohya, sama kepala sekolahnya waktu itu gak boleh ambil foto, hmmm...


5. Sekolah Pelita Kasih Pondok Bambu ( PG-TK-SD)

Tadinya berharap banyak dengan sekolah satu ini, karena bisa dibilang ini sekolah Kristen paling deket rumah haha. Sebenarnya ada sekolah Katolik juga yang deket (yang saya lebih prefer karena terkenal disiplin, tapi suami enggak setuju). Cuma pas dateng, sayanya malah jadi sedih. Sekolahnya cukup gedhe karena sampai SD, tapi terlihat gak terawat gitu. Murid-muridnya juga kayaknya gak terlalu banyak ya. Sempet ngobrol sama mbak2 TUnya yang ramaah banget, tahun kemaren murid TK nya cuma 6 ..sedih yaa.. Waktu datang langsung ditawarin ikut Open House gitu karena ada bazaar dll tapi gak bisa dateng karena pas lagi pulang ke Jogja. Kalau penasaran komponen biayanya,ini ya bu..
 


6. TKK 3 BPK Penabur 

Nah, sekolah ini akhirnya jadi tujuan akhir survey sekolah,, sebenarnya karena dari awal memang pengen kesini aja. Walaupun kalau punya budget sedikit lebih, pengennya ke Kinderfield, lebih deket lagi dari rumah. Tapi apa daya hehe

Pengalaman saya daftar onlinenya lumayan gampang, dapat dikon 50ribu kalau daftar online daripada datang ke sekolah dan isi formulir biasa. Tapi walaupun daftar online, Rion tetap harus diobservasi dulu. Pas masuk sebenarnya agak kaget karena kelasnya gak gitu gedhe,, tapi playgroundnya luas bangeeeet...Rion langsung suka. Bapaknya juga. Emaknya? Masih nungguinformasi komponen biaya dari mbak TU nya (teteup). Dan..taraaa..agak kaget karena jauuh lebih murah dari bayangan saya. 

Uang pangkal Rp 8.000.000 ( dapet diskon 1 juta karena dafatr sebelum October 2016, plus dapet goodie bag, horee!).  
Uang SPP Rp 1.650.000/ bulan, dapet diskon 5% kalau bayar langsung setahun.
Annual fee (utk field trip dll) Rp 1,1-1,2 juta ( lupaaa..krn blm bayar, masih entar pas mau masuk sekolah)
Seragam sekitar 400-600ribu kalau gak salah


Semoga bermanfaat ya infonya ... walaupun udah super telat karena di januari gini pasti udah pada daftar sekolah hehehe.. Tapi semoga buat yang anaknnya masuk sekolah tahun2 berikutnya bisa jadi referensi. 

Next time mau nulis beberapa produk dana pendidikan ah,,*resolusi yang entah kapan terwujud*






(Late) Countdown 2018: Before 30 project




photo credit: pexels.com



Happy nu yeear!
*nulis postingan seminggu lebih setelah tahun baru aja belagak hepi nyu-yer*
Tapi..tapi...
2017 asli tahun paling cepet gak sih?*or is it just me? Hichic*
Buat saya dan suami, ini tahun dimana kami  berjalan dengan mengandalkan Tuhan aja. Habisnya bingung kita mau ngapain dan kemana di tahun ini.
Saya pindah kerja di jakarta.
Cari kontrakan di jakarta.
Ngontrakin Rumah di cikarang.
(Bisa) Liburan ke Bali bertiga untuk pertama kalinya.
Dilema cari sekolah buat Rion (jadi inget udah berniat bikin postingan tentang harga2 uang masuk sekolah di jakarta tapi ya gitu deh..., udah basi kali yee hahaha)
Akhirnya melangkah iman lagi dengan menyetor uang sekolah Rion 9 bulan sebelum tahun ajaran dimulai demi dapat diskonan.
Kemudian lihat saldo rekening dan ...hening.
Dulu inget banget kenapa mau pindah dari cikarang ke jakarta karena ingin keluar dari kenyamanan dan mencoba hal baru. Well, semoga spirit ini masih ada ya *lirik folder For-a-better-life-Plan di google drive yang isinya masih draft semua *
Intinya saya cuman mau ngucapin terimakasih kepada 2017 yang pastinya memberikan banyak sekali bekal dan amunisi buat saya memasuki tahun 2018. Harapan gak muluk2, bisa jadi istri dan ibu yang lebih baik (amiiiin) dan tentunya itu dimulai dari menjadi diri sendiri yang lebih baik. Thats why saya menulis before 30 project. Kalau  buat bapak2 life begin at 40, entah kenapa bagian ibu2 harus lebih cepet. Yes sis, kita udah mau umur 30 aja tahun ini. Harus mulai rajin merawat badan dan muka. Harus mulai sering2 refleksi diri. Dan..sebenarnya kenapa harus berjudul project before 30 ini karena saya sedang ingin memberi semangat kepada diri sendiri bahwa ini adalah something big. Something I dont want to miss. Something that I have to do it now or never.
Dan itu adalah (taraaaaa..):
Menjadi ibu yang bekerja dari rumah.
*krik..krik..krik*
Dari kapan tahun punya anak juga pengennya gini yak.
Nah, justru karena saya pengennya udah lamaaaa banget, makanya ini harus kudu segera diwujudkeun bapak ibu sekalian. Mengapa?
1. Biaya embak semakin mahal, apalagi daycare
2. Rion tahun ini masuk TK, soo..pengen juga saya dipanggil macan ternak.
3. Kerja 8-5 memang paling gampang lah klo untuk membangun cash flow yang stabil. But mau sampai kapan?
4. Ibu saya kerja, tapi di toko di rumah sendiri jadi anaknya tetap keurus. Tanpa embak. Its so inspiring to me *salim ke ibuk*
Pastinya gak akan semudah dan seindah yang tergambar di instagram2 yang saya follow sih, but..perubahan memang gak pernah mudah. Apalagi hari ini dengerin kotbah awal tahun tentang Reimagine.
Beriman=> bergerak => berani => kreatif.
Soo..doakan semoga terwujud ya harapan polos seorang ibu di menjelang usianya yang ke 30 ini. ‍♀️ meski belum benar2 yakin, tapi paling enggak harus lebih serius nyiapin plannya.
Hello 2018, this year is really important to me, please be nice yaa!

Mendadak ke Bali

Ini ceritanya jalan-jalan yang kepengennya udah ngelebihin bumil ngidam. Udah dari sejak resign pengennya ngabisin cuti terus ke bali. Apalah daya kantor baru pengennya saya segera masuk. Dan tahu sendiri namanya karyawan probation pasti belum punya cuti. Begitu punya cuti, minta approval bapake boss musti sambil memelas. Eh, tunggu, ini mau posting tentang liburan apa ngedumel soal cuti ya? 🤔🤔

Haha.

So, ini dibilang liburan mendadak ada benarnya.
Karena cuma 2.5 hari dan beli tiket dan lalala lainnya cuma H-7.

Agak nekat sih.

Apalagi saya kan orangnya itung2annya tingkat sarjana matematika ya ( emang beneran sarjana itu sih 😆) jadi pesen pesawat dan hotelnya itu musti survey pake beberapa online booking apps. Padahal bedanya cuma berapa belas ribu rupiah sahaja tapi kepuasan untuk mendapat tiket dengan harga lebih murah tuh tiada banding.

Jadi waktu itu sempat kepincut fitur baru Hotel+Flight nya Traveloki.
#namasamaran #bukanendorse

Suami sangat menyarankan untuk cari hotel di Nusa Dua karena pantainya yang bagus. And cari hotel yang langsung menghadap pantai karena ini liburan bareng bocah umur 3 tahun. Gak mau ribet banget ya pak 😏

Setelah survey2 dan lihat review dapetlah hotel The Wangsa Hotel and Vila di Tanjung Benoa. Kenapa gak di Nusa Duanya banget yaaa karena kami harus memikirkan biaya  pendidikan buah hati kami ini yang harus dimulai tahun depan. Lebay, simply because  gelar sarjana saya tadi itu lho.

Kalau lihat di google map sih ke pantainya lumayan deket, so mulailah saya menggunakan fitur baru Traveloki tadi. Pertama pilih pesawatnya, begitu udah beres data penumpang lalalala, terus pilih hotelnya. Nah.

Disinilah keganjilan terjadi.
Harga yang muncul utk The Wangsa kok jauh lebih mahal daripada harga yang saya browsing? Padahal browsingnya juga di apps yang sama. Jadi ternyata, the wangsa ini punya dua pilihan, hotel and vila. Nah entah kenapa yang di fiturHotel+ Flight cuma muncul yg vila yang harganya tentu saja lebih mehong daripada harga hotel😩

Tapi karena memang harga hotel dan pesawatnya di apps ini paling murah dibanding yang lain, ya terpaksa saya pesan  hotel sama pesawatnya pake dua fitur terpisah.

Nah, yang paling membuat saya sangat sangat tidak menyesal harus melewati perjalanan panjang nyari tiket dan hotel murah tapi nyaman adalah karena The Wangsa Hotel and Vila itu beyond my expectation. Jauh lebih bagus dari foto-foto reviewnya kalau menurut saya.

Nyamannya hotel ini bikin waktu liburan yang singkat jadi gak kerasa karena bisa bermalas-malasan di hotel. Sumpah, homy banget.

Tapi ya tetep ada sesi pantai dan jalan-jalannya. Kurang lebih itinerary kami kemarin seperti ini.

Day 1
14.00-16.00 Jakarta-Bali
16.00-17.00 Menuju hotel
17.00-18.30 check in hotel & mandi (sempet main di kolam hotel bentar)
18.30 - 19.00 menuju Pirate bay
19.00-21.00 dinner di Pirate Bay plus main-main bentar di rumah pohon dan  dengerin debur ombak malam.
21.00-21.30 balik ke hotel dan bobok cantik

Day 2

07.00-08.30 Mandi + sarapan
08.30-09.00 ke pantai Menggiat
09.00-11.30 berenang di pantai
11.30-12.00 bilas dan cari makan siang
12.00-13.00 makan siang
13.00-13.30 balik hotel
13.30-14.30 bobok siang (bukan cuma Rion tapi bapaknya juga, emaknya buka email kerjaan #tetep)

14.30-16.0 ke Pulau Penyu
16.00-17.00  berenang di kolam hotel
17.00-18.00 mandi
18.00-19.30 cari makan malam di sepanjang jalan tanjung benoa
19.30-20.00 jalan-jalan di semacam hypermart (sumpah ga ada ide banget yaaa haha..)
21.00-22.00 gruntelan di kasur hotel sampai ketiduran

Day 3

07.00-08.30 mainan kolam lanjut di bathtube => itinerary macam apah ini 😂
08.30 -09.00 sarapan lalu check out
09.00-10.30 nyari oleh oleh di Krishna
10.30-11.30 nunggu boarding di playland bandara Ngurah Rai.

Huaaah...sampe jakarta baru kerasa klo liburannya singkat banget. Yaaa..gpp lah demi menjaga saya tetap waras di tengah my daily juggling between kehidupan keras meniti karir di ibukota dan menjadi seorang ibu seutuhnya di golden timenya Rion.

Semoga bermanfaat ya sharing ttg liburan ini! 😉

liburan, liburan dengan anak, liburan ke bali dengan balita, pantai menggiat, nusa dua bali, on budget traveling, short escape.

Life with a toddler summed up

Sambil ngelirik bekas cakaran di tangan kanan dan coretan pulpen di tangan kiri, sayapun menghela napas panjang. Hello 3,5 tahun lebih of motherhood. Bekas cakaran Rion ini adalah hasil dari kepasrahan saya sebagai ibu yang udah ga tahu lagi gimana caranya ngasih tahu ne bocah supaya ga mukul, nyakar, nendang, jambak rambut, dan yang paling update: njulurin lidah tanda dia marah atau ga suka.

Mau marah, ga ada gunanya. Semakin ditimeout, dia semakin menjadi. Semakin saya marah, semakin dia menikmati. Kayaknya udah sering baca artikel parenting ( salah satunya artikel mbak Tika banget ini ) yang bilang 'Find any alternate way to say NO to our kids. Instead of saying jangan teriak2, lebih baik bilang 'Ibu bisa dengar suaramu, nak..'

Believe me.

I have been trying many ways.

Hasilnya? Usus saya tambah panjang.

Karena udah pasrah, sabtu kemaren pas Rion 'kambuh' lagi, saya menahan segala gejolak emosi antara marah sedih dan frustasi. Saya bilang ke Rion ' Rion suka ibu sedih? Suka kalau ibu marah? Suka lihat ibu sakit kalau dipukul atau dicubit? Kalau iya, yaudah cubit aja terus'

Siapa ibu yang ga sedih dan merasa gagal jadi seorang ibu ketika anak kita menjawab semua pertanyaan tadi dengan mengangguk? ;(

If you don't feel parenting is difficult, you don't do it right, says unknown person.

Ha, gatahu musti seneng apa sedih hahaha. Parenting idea is always sounds as sweet and easy until you do it.

Saya tanya sama si embak,kalau ibunya lagi kerja Rionnya gitu juga gak. Katanya enggak.

Aahh. Hati mulai berbungaa-bunga. Mungkin ne anak nyati perhatiannya emak bapaknya yang sibuk meniti kerir demi sebongkah berlian dan uang pangkal masuk SD di Jakarta.

'Tapi pernah mukul tangan gurunya di PAUD juga sih bu.'

Jengjeng.

Sedih lagi.

Si Ayah juga sometimes udah give up dan mulai naik volume suaranya kalau Rionnya udah gabisa dikasih tahu baik-baik.

Yang pasti menjaga emosi sebagai orang tua supaya menghindari hukuman fisik kepada anak dan terus sabar mengulang setiap nilai yang mau diajari ke anak itu ga gampaaaaaang samsek. *yang sepakat setuju seiman sepersaudaraan mana suaranyaaaa*

Itulah kenapa saya bilang di tulisan ini bahwa mendisiplinkan anak adalah hasil dari mendisiplinkan diri sendiri sebagai emak bapak.

Yang kadang menghibur saya adalah ketika saya berhasil mendistract Rion. Ketika dia mulai mukul atau jambak rambut, saya bilang 'eh kemarin di sekolah minggu ceritanya ada yang dimasukin goa singa ya. Siapa mau jadi singaaa?'

Kadang berhasil.

Kadang tidak.
Kalau ini terjadi, saya cuma bilang ke diri saya sendiri 'dia lagi nyari perhatianmu The, taroh handphone, matiin tv, maen bareng'

Kalau udah mencurahkan 1000 persen fokeus saya ke dia dan masih begitu juga?

goa singa manaa goa singa...